- Tepung ikan
Tepung ikan
adalah pemanfaatan dari banyaknya produksi ikan. Komposisi kimia dari tepung
ikan adalah :
-
protein : 40-45%
– lemak
: 5,65%
-
air :
8,72% – serat
kasar : 2,38%
-
abu : 7,19%
–
posfor :1,01%
Persenatase
penggunaan tepung ikan dalam ransum berbeda-beda seperti pada ayam pedaging
atau petelur tepung ikan digunakan sebesar 5-10%, itik petelur 5-10%, itik
potong 5-12%, puyuh 5-10%, merpati 5%, kalkun 5-15%. Harga dari tepung ikan
adalah sebesar Rp.4.000/Kg. sentral penghasil tepung ikan terbesar di Indonesia
adalah di daerah Ponorogo,Jawa Timur.
Permasalahan
dari tepung ikan adalah semakin lama disimpan aorama ikan akan menghilang oleh
karena itu kandungan nutrisinya semakin kecil. Selain itu tepung ikan
membutuhkan pengeringan yang tepat karena bila lembab mudah ditumbuhi jamur
yang akan merusak kandungan nutrient. Beberapa solusi yang bisa dipakai dalam
mengatasi permasalahan tepungikan diantaranya adalah penyimpanan tepung ikan
dalam plastic untuk menghindari bakteri dengan jamur yang memicu kerusakan
pakan. Penggungaan bahan pengawet agar tepung ikan menjadi lebih tahan lama.
Proses pembuatan tp.ikan
Tepung Ikan
adalah ikan atau bagian-bagian ikan yang minyaknya diambil atau tidak,
dikeringkan kemudian digiling. Kegunaan utama tepung ikan adalah sebagai bahan
campuran pada makanan ternak. Tepung ikan yang bermutu baik harus bebas dari
kontaminasi serangga. Jamur, mikroorganisme pathogen.
Dalam
susunan makanan ternak, tepung ikan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan terutama ternak ayam dan babi selain itu juga sebagai komponen
makanan ikan.
Tepung ikan yang bermutu baik harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
- butiran – butirannya harus seragam
- bebas dari sisa – sisa tulang, mata ikan dan benda asing, warna halus bersih, seragam, serta bau khas ikan amis (Afrianto dan Liviawaty, 2005).
Pembuatan
Tepung Ikan
Oleh:
Priyono, S.Pt
Mahasiswa Magister Ilmu Ternak UNDIP 2008/2009
Proses
Pembuatan Tepung Ikan
Terdapat
beberapa cara yang dapat digunakan untuk membuat tepung ikan dari ikan segar.
Cara yang paling sederhana yaitu dilakukan penjemuran dibawah sinar matahari.
Metode ini dibeberapa wilayah masih digunakan dimana kualitas produknya lebih
rendah dibandingkan dengan menggunakan teknik modern. Sebagian besar proses
pembuatan tepung ikan melalui tahap pemanasan, pengepresan, pengeringan dan
penggilingan menggunakan mesin yang telah dirancang sebelumnya. Meskipun
prosesnya sederhana, akan tetapi pada prinsipnya membutuhkan keterampilan dan
pengalaman khusus untuk menghasilkan produk tepung ikan dengan mutu tinggi.
Pemanasan (Cooking)
Ketika ikan
dipanaskan, sebagian besar air dan minyak akan hilang. Air dan minyak ini juga
dapat hilang pada saat dilakukan pengepresan. Alat pemanas yang saat ini banyak
digunakan berbentuk silinder uap air yang tertutup dimana ikan dipindahkan
menggunakan alat berbentuk sekrup. Beberapa alat pemanas juga dilengkapi dengan
fasilitas steam. Alat pemanas dalam industri dapat menampung sekitar 16 sampai
1600 ton bahan baku ikan segar per 24 jam.
Jika
pemanasan kurang, maka hasil pressing nantinya tidak memuaskan dan pemanasan
yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan ikan terlalu halus untuk dipress.
Bahan baku ikan segar tidak dilakukan pengeringan selama tahap proses
pemanasan. Pemanasan biasanya dilakukan pada suhu 95oC sampai 100 oC
dalam waktu 15 sampai 20 menit. Beberapa perusahaan yang bergerak dalam
pembuatan tepung ikan, menggunakan suhu 95 oC.
Pressing
Pada tahap
ini terjadi pemindahan sebagian minyak dan air. Ikan berada dalam tabung yang
berlubang, hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan tekanan dengan bantuan
sekrup. Campuran air dan minyak yang diperoleh ditekan keluar melalui lubang
dan bahan bentuk padat seperti dalam pembuatan kue sebagai hasil akhir dari
proses pressing. Selama proses pressing, kadar air menurun dari 70% menjadi 50%
dan minyak menurun sekitar 4 %.
Pressing
Liquor
Setelah
dilakukan penyaringan untuk memisahkan material kasar dan material yang padat,
kemudian material yang padat dan keras ini dilakukan pressing secara terus
menerus dan disentrifugasi untuk memindahkan minyak. Minyak yang diperoleh
kadang-kadang disuling yaitu proses yang dilakukan sebelum dimasukkan kedalam
tangki penyimpan. Minyak yang disuling adalah minyak yang dapat dimanfaatkan
dan digunakan dalam industri pembuatan minyak goreng dan margarin.
Bagian cair
dari proses pressing liquor dikenal dengan nama stickwater yang berisi material
yang telah dihancurkan yang beratnya sekitar 9% dari total padatan. Material
ini sebagian besar berupa protein dan stickwater terdiri dari sekitar 20% dari total
padatan. Material terbentuk kembali akibat penguapan stickwater sampai
berbentuk sirup yang terdiri dari 30 sampai 50 % padatan dan kadang-kadang
dijual sebagai ikan padat yang dilarutkan. Pada umumnya produk hasil pressing
liquor jika dipress kembali dan dikeringkan maka akan berbentuk tepung.
Pengeringan
Meskipun
pada prinsipnya caranya sederhana, akan tetapi membutuhkan keterampilan dalam
melakukan proses pengeringan yang baik. Jika tepung tidak dikeringkan maka
dapat menyebabkan tumbuhnya jamur atau bakteri. Dan jika pengeringan dilakukan
secara berlebihan maka akan mengakibatkan nilai nutrisi yang dikandungnya dapat
menurun.
Ada dua
jenis alat pengering, yaitu alat pengering langsung dan alat pengering tidak
langsung. Pengeringan langsung menggunakan suhu yang sangat panas, yaitu sampai
500oC. Metode ini membutuhkan waktu yang singkat, tapi akan
menyebabkan kerusakan yang lebih tinggi jika prosesnya tidak dilakukan secara
hati-hati. Tepung sebaiknya tidak dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi, karena
penguapan air yang cepat menyebabkan kondisi ikan mendingin, secara normal
produk dipanaskan pada suhu 100oC.
Pada umumnya
alat pengering berbentuk seperti tabung uap air dengan steam untuk mengeringkan
tepung. Sebagian besar bau tidak sedap pada industri pengolahan berasal
dari alat pengering. Alat pengering tidak langsung umumnya digunakan di UK.
Di UK,
limbah ikan digunakan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan tepung dan
disini proses pengepressan bukanlah menjadi hal yang penting, karena kandungan
minyak pada material sudah sangat sedikit. Tepung ikan ini diproses dengan cara
yang sederhana, yaitu dengan cara memasak dan mengeringkan saja. Pertimbangan
penggunaan tahap pressing adalah sebagai berikut:
Fleksibilitas penggunaan ikan
yang berminyak, kurang berminyak atau campuran dari keduanya. Proses
pemindahan air dengan pressing dan penguapan dari stickwater lebih
murahkarena pengaruh penguapan lebih efisien dibandingkan dengan
menggunakan alat pemanas.
Penggilingan
dan Pengemasan
Langkah
terakhir yang dilakukan dalam pembuatan tepung ikan adalah penggilingan untuk
memecahkan gumpalan-gumpalan atau partikel dari tulang dan dilakukan pengemasan
tepung ikan untuk selanjutnya dilakukan penyimpanan di dalam silo. Dari tempat
industri pengolahan tepung ikan, tepung ikan yang sudah siap jual kemudian
ditransportasikan.
Tabel
Analisis proksimat

Menurut Standar Nasional Indonesia (1996), tepung ikan
bermutu I untuk bahan pakan ternak memiliki standar protein kasar minimal 65%,
serat kasar maksimal 1,5%, dan lemak kasar maksimal 8%. Sedangkan menurut NRC
(1994), kandungan nutrisi tepung ikan yaitu bahan kering = 92%, protein kasar =
61%, lemak = 10%, serat kasar = 0,5%, Ca = 1,23%, P= 1,63%, GE = 4094 kkal/kg.
Tepung Ikan
Limbah ikan
yang berupa kepala dan isi perut yang sudah dihaluskan dan dikeringkan, lalu
dihaluskan. Bahan ini digunakan sebagai sumber protein. ( limbah ikan dari
proses pengolahan minyak ikan). Tepung ikan berwarna coklat berbau amis, gurih
dan bertekstur serpihan halus. Biasanya tepung ikan digunakan sebagai pakan
ternak non ruminansia. Secara umum tepung ikan berkualitas baik mengandung
protein kasar 60% - 70%. Permasalahan dari tepung ikan adalah semakin lama disimpan aorama ikan
akan menghilang oleh karena itu kandungan nutrisinya semakin kecil. Selain itu
tepung ikan membutuhkan pengeringan yang tepat karena bila lembab mudah
ditumbuhi jamur yang akan merusak kandungan nutrient. Beberapa solusi yang bisa
dipakai dalam mengatasi permasalahan tepungikan diantaranya adalah penyimpanan
tepung ikan dalam plastic untuk menghindari bakteri dengan jamur yang memicu
kerusakan pakan. Penggungaan bahan pengawet agar tepung ikan menjadi lebih
tahan lama.
1. TEPUNG IKAN
Bahan Baku :
Jenis ikan rucah (tidak bernilai ekonomis) yang berkadar lemak rendah dan sisa-sisa hasil pengolahan. Ikan difermentasikan menjadi bekasem untuk meningkatkan bau khas yang dapat merangsang nafsu makan ikan. Lama penyimpanan 11-12 bulan, bila lebih lama dapat ditumbuhi cendawan dan bakteri, serta dapat menurunkan kandungan lisin yang merupakan asam amino essensial yang paling essensial sampai 8 %.
Cara Pembuatan :
Ikan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas.
Air perasan ditampung untuk dibuat petis/ diambil minyaknya,
Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung.
Kandungan Gizi :
Protein : 22,65 % ; lemak : 15,38 %; abu 26,65 % ; serat : 1,80 %; air : 10,72 %
Bahan Baku :
Jenis ikan rucah (tidak bernilai ekonomis) yang berkadar lemak rendah dan sisa-sisa hasil pengolahan. Ikan difermentasikan menjadi bekasem untuk meningkatkan bau khas yang dapat merangsang nafsu makan ikan. Lama penyimpanan 11-12 bulan, bila lebih lama dapat ditumbuhi cendawan dan bakteri, serta dapat menurunkan kandungan lisin yang merupakan asam amino essensial yang paling essensial sampai 8 %.
Cara Pembuatan :
Ikan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas.
Air perasan ditampung untuk dibuat petis/ diambil minyaknya,
Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung.
Kandungan Gizi :
Protein : 22,65 % ; lemak : 15,38 %; abu 26,65 % ; serat : 1,80 %; air : 10,72 %
No comments:
Post a Comment